Bahaya Menggunjing Dan Adu Domba

Menggunjing dan mengadu domba adalah dua sifat tercela yang harus dijauhi. Agama dengan tegas melarang  prilaku menggunjing dan mengadu domba ini dikarenakan sangat berbahaya dan berdampak buruk bagi pelakunya serta merusak tatanan kehidupan beragama ditengah masyarakat. Allah Swt dengan tegas menjelaskan didalam al-Qur`an sebagai berikut:
يآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلاَ تَجَسَّسُوْا وَلاَ يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ وَاتَّقُوْا اللهَ إِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَحِيْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Janganlah pula sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ?  Maka tentulah kamu akan merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kalian kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. (al-Hujurat: 12)
Menggunjing yang dalam bahasa agama disebut dengan ghibah adalah satu perbuatan yang suka menyebut-nyebut orang lain dengan sesuatu yang tidak dia sukai.
Dalam ayat diatas disebutkan bahwa ghibah atau menggunjing itu berarti memakan daging saudara sendiri.  Ungkapan yang singkat ini sudah dapat menunjukkan betapa bahayanya perbuatan menggunjing itu.
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa ketika Nabi Muhammad Saw di- Isra`kan, beliau memandang ke neraka maka beliau melihat sekelompok orang yang sedang memakan bangkai. Beliaupun bertanya: “Siapakah mereka ini wahai Jibril ?”. Jibril menjawab: “Mereka itulah orang-orang yang suka memakan daging manusia”.
Dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan bahwa di zaman Rasululah Saw terdapat dua orang perempuan yang sedang berpuasa, lalu menjelang sore keduanya terserang haus dan lapar hingga keduanya hampir-hampir meregang nyawa. Maka kedua perempuan itu mengirim utusan kepada Rasulullah Saw minta izin untuk membatalkan puasa.  Rasulullah Saw mengirimkan sebuah gelas kepada kedua perempuan itu dan menyuruhnya agar memuntahkan apa yang telah dimakan. Maka salah seorang perempuan itu memuntahkan setengah gelas darah dan daging segar dan yang seorang lagi memenuhi gelas itu dengan muntahan yang sama. Orang-orang pun menjadi heran  dengan kejadian itu. Maka bersabdalah Rasulullah Saw: “Dua perempuan ini berpuasa dari sesuatu yang dihalalkan Allah namun tidak berpuasa dari sesuatu yang diharamkanNya. Pagi-pagi keduanya sudah mulai  menggunjing saudara-saudara sesamanya maka muntahan yang kalian lihat ini adalah daging sesamanya yang telah dimakan”.
Al-Baihaqi dan Thabrani meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda;
إِيَّاكُمْ وَالْغِيْبَةَ فَإِنَّ الْغِيْبَةَ أَشَدُّ مِنَ الزِّنَا – قِيْلَ لَهُ: كَيْفَ ؟ قَالَ : إِنَّ الرَّجُلَ قَدْ يَزْنِيْ وَيَتُوْبُ فَيَتُوْبُ اللهُ عَلَيْهِ وَإِنَّ صَاحِبَ الْغِيْبَةِ لاَ يُغْفَرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبُهُ
“Hati-hati jangan sampai kamu suka menggunjing karena menggunjing itu lebih berat daripada zina”. Dikatakan kepada beliau; “Bagaimana bisa demikian ?”. Beliau berkata: “Seorang laki-laki terkadang berzina lalu bertaubat maka Allah menerima taubatnya sedangkan orang yang suka menggunjing tidak akan diampunkan sebelum orang yang digunjing itu memaafkannya”,
Ibnu Abbas berkata: “Jika engkau ingin menyebut-nyebut  aib sesamamu maka urungkanlah keinginan itu dan sebutlah aib-aib dirimu sendiri”
Pada hari kiamat nanti terdapat  manusia yang ketika diberikan buku catatan amalnya dia tidak melihat sedikit pun amal kebaikan didalamnya. Diapun bertanya: “Dimanakah pahala shalatku, puasaku dan ketaatan-ketaatanku yang lain ?”. Maka dikatakan kepadanya: “Semua amalmu telah hilang lantaran kegemaranmu menggunjing orang lain”.
Dikatakan kepada Hasan al-Bashri: “ Sesungguhnya si fulan menggunjing  engkau”. Maka beliau mengirimkan semangkuk makanan kepada orang yang menggunjingnya itu sambil berkata: “Orang itu telah memberikan pahala kebaikannya kepadaku maka aku membalasnya dengan semangkuk makanan ini”.
Dengan keterangan ini semakin tampaklah betapa besar kerugian yang akan diderita oleh orang-orang yang suka menggunjing. Dia dicap sebagai pemakan bangkai sesamanya dan amal kebaikannya akan berpindah kepada orang yang digunjingnya sehingga di hari kiamat nanti dia  akan mengalami kesulitan luar biasa dikarenakan tidak ada kebaikan dalam buku catatan amalnya.
Adapun perilaku  suka mengadu-domba yang dalam bahasa agama disebut dengan Namimah adalah satu perbuatan maupun ucapan yang  bertujuan untuk merusak hubunngan dan memecah belah satu sama lain. Allah Swt berfirman:
وَلاَ تُطِعْ كُلَّ حَلاَّفٍ مَهِيْنٍ – هَمَّازٍ مَشَّآءٍ بِنَمِيْمٍ
Dan janganlah kalian mematuhi orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela serta kesana-kemari mengadu-domba”. (al-Qolam: 10)
Bukhari Muslim meriwayatkan dari Huzaifah bahwa Rasulullah Saw bersabda:  لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ = “Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu-domba”.
Thabrani juga meriwayatkan:
لَيْسَ مِنِّيْ ذُوْ حَسَدٍ وَلاَ نَمِيْمَةٍ وَلاَ كَهَانَةٍ وَلاَ أَنَا مِنْهُ
“Tidak termasuk golonganku orang yang suka hasad, suka mengadu domba dan suka melakukan perdukunan dan saya tidak termasuk daripadanya”.
Imam Ahmad meriwayatkan: “Sebaik-baik ummatku adalah mereka yang apabila dipandang orang niscaya orang itu akan melafazkan zikrullah (karena kagum dengan cahaya keshalehannya). Dan sejelek-jelek ummatku adalah mereka yang kesana kemari membawa fitnah dengan tujuan mencerai-beraikan orang yang saling cinta mencintai serta mencari-cari kesalahan orang yang sesungguhnya tidak bersalah”.
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa ketika Rasulullah Saw melewati pekuburan bersama sahabat tiba-tiba beliau berkata: “Sesungguhnya dua penghuni kubur ini sedang diazab didalam kuburnya dan tidaklah keduanya diazab lantaran perkara yang besar. Penghuni kubur yang satu ini diazab lantaran tidak bersuci sehabis kencing dan yang satunya lagi diazab karena suka kesana kemari membawa fitnah untuk mengadu domba orang”.
Di zaman kita sekarang, dua perkara penyebab azab kubur ini yakni tidak bersuci sehabis kencing dan suka kesana kemari menyebar omongan untuk mengadu domba adalah dua perkara yang dianggap biasa-biasa saja, tidak lagi dianggap sesuatu yang besar dan berbahaya dalam pandangan agama.
Berdasarkan uraian tentang ghibah dan namimah atau menggunjing dan mengadu domba diatas maka marilah kita menjaga diri, menjaga keluarga dan warga masyarakat kita agar senantiasa menjauhi dan menghindarkan diri dari dua prilaku tercela tersebut yang tidak hanya berbahaya dalam pandangan agama tapi juga bisa mengobrak-abrik ketenteraman dan kedamaian ditengah-tengah masyarakat.
Semoga kita terhindar dari perbuatan tersebut, amin 🙂

Ajak Gue Please

Kadang suka envy sama cewe yang selalu ada disebelah pacarnya (bukan buntut yaa maksudnya). contohnya gini sii Mancung yang satu itu ga pernah sama sekali ga pernah ngajak gue ke acara apapun kaya kumpul sama tementemennya, ngerjain tugas, sekedar hangout, sampe kondangan pun kalo ga gue juga dapet itu undangan mungkin dia ga ngajak. sekalipun kalo gue lagi sama dia dalam suatu acara dan gue ga di undang itu pasti gue yang soksok ngambek buat minta ikutan tapi gengsi minta ikut sampe keselkeselnya akhirnya di ajak hoorreee *senyum selebarlebarnya senyum*
kenapa yaa itu yang namanya kaum adam begitu bener malu kali yaa jalannya kalo sama pacar (sadees) ga berharap di ajak sih paling ga kan bisa buat sekedar nawarin mau ikut apa ga atau blablabla basabasi sedikit. kadang gue pengen banget bisa kaya gitu tapi ga pernah bisa. setiap ada acara se gak pentingnya itu acara gue pasti ngajak kalo perlu maksa biar sii pacar nan ganteng rupawan itu mau ikutan.
hhhmmm mungkin ini yang namanya ketergantungan wanita dengan para lelaki 😦